Bolmong

Salamadi Ceritakan Detik-detik Cucunya Terlepas dari Pelukan Saat Banjir

×

Salamadi Ceritakan Detik-detik Cucunya Terlepas dari Pelukan Saat Banjir

Sebarkan artikel ini
Salamadi Tegelon

SATUBMR,BOLMONG — Salamadi Tegelon (57), belum bisa melupakan cucunya yang terlepas terbawa arus saat rumahnya di Desa Domisil, Kecamatan Sang Tombolang, Kabupaten Bolaang Mongondow dilanda banjir bandang.

Dari penuturan Salamadi, kejadian mengerikan itu terjadi Rabu (4/3/2020) Pukul 02.00 Dini hari. Saat itu, Dia terbangun mendengar ada beberapa warga berteriak bahwa air sungai yang melintasi desa mulai naik.

Saat keluar melihat keadaan, air di jembatan sudah mulai naik secara perlahan. Salamadi saat itu meninggalkan rumah bermaksud untuk melihat keadaan warga serta keadaan sungai.

Belum sampai di tempat yang dimaksud, tiba-tiba warga berhamburan dan sambil berteriak banjir yang disertai bebatuan-bebatuan besar dan pohon-pohon yang terbawah bawah arus datang.

Rumah yang diterjang banjir bandang

Sontak, Dia berlari menuju rumah dengan maksud menyelamatkan keluarganya yang terdiri dari Istri, anak serta cucu.

Sesampainya di dalam rumah, Dia mendapati keluarganya sedang panik, bingung entah mau menyelamatkan diri ataukah harus pasrah karena sudah terkepung air bercampur lumpur, bebatuan dan kayu besar.

Anggota keluarganya itu masing-masing Erni Dawit (Istri),
Eskawati Tegelon (anak) dan cucu satu-satunya Alifa Harun. Mereka langsung keluar rumah menyelamatkan diri. Salamadi menggendong Alifa melewati pintu dapur. Namun, saat keluar di pintu tersebut, Dia bersama keluarganya dihantam luapan sungai dengan ketinggian dua meter

“Saat itu rasa takut muncul. Sambil menggendong cucunya, kaki dari Salamadi dihantam kayu besar kemudian terjatuh. Saat itu cucu kesayangan tersebut terlepas dari pelukan Salamadi.

“Dalam gelap dan deru air terdengar, Mama tolong aifa, aifa Tako (mama tolong, Alifa, Alifa takut,” ucap Salamadi dengan bibir seakan tak sanggup mengulang apa yang dari panggilan cucunya.

Suara itu beberapa kali terdengar. Namun apa daya suara itu terdengar semakin jauh bahkan hilang seketika.

Dalam keadaan gelap gulita karena saat itu listrik dalam keadaan padam, kakek satu cucu ini sempat terjepit bangunan rumah bagian dapur yang saat itu mulai dibawa arus. Dirinya berusah keluar dan mencari senter sebagai penerangan.

Warga saat memakamkan Jenasah Alifia

Suasana semakin mencekam saat Salamadi mendapati istri terjepit diantara kayu dan mobil yang hanyut. Salamadi langsung menyelamatkan istrinya.

Jenasah Alifia ditemukan warga di perkebunan jagung yang jaraknya 100 meter dari rumah. Warga kemudian langsung melakukan evakuasi korban pagi hari. Jenasah Alifia langsung dikebumikan pagi itu juga di pekuburan setempat.

Jhay Yambat