SATUBMR,SULUT – Gempa bumi yang erjadi Minggu, 7 Juli 2019, pukul 22.08.42 WIB, atau pukul 00.08.42 waktu Ternate Maluku berkekuatan Magnitudo 7,1 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi Magnitudo 7,0. Dengan Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,53 LU dan 126,18 BT, atau tepatnya berlokasi di dasar laut pada kedalaman 49 km pada jarak 133 km arah barat Kota Ternate, Propinsi Maluku Utara.
Menurut Rahmat Triyono dari BMKG Pusat, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat deformasi kerak bumi pada Lempeng Laut Maluku.
Gempa ini memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault) akibat adanya tekanan atau kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur. Akibatnya, lempeng laut maluku terjepit hingga membentuk double subduction ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe.
Berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di Bitung dan Manado dengan intensitas IV-V MMI dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, dan di Ternate III-IV MMI dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Meski demikian, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi berpotensi tsunami dengan level WASPADA untuk wilayah pantai timur Minahasa dan Minahasa Utara bagian Selatan. Peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempabumi ini diakhiri pada pukul 00.09 WIB tanggal 8 Juli 2019.
Pukul 00.54 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 19 aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Sementara itu, gempa susulan juga terjadi pagi ini, Senin 8 Juli 2019, pukul 08.59 WITA dengan kekuatan 4.0 Skala Richter dengan lokasi Molibagu Bolsel. Meski demikian, gempa ini tidak dirasakan warga setempat.
Tim