SATUBMR,LOLAYAN – Sosok aktifis muda, mantan Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Indonesia Lolayan (FKMIL), Abdul Muhammad Nasir Ganggai, terus membuktikan komitmen perjuanganya pada kepentingan masyarakat di Kecamatan Lolayan, Bolmong.
Adanya kisruh batas wilayah perkebunan Potolo yang melibatkan pemerintah desa dan masyarakat, Tansel dan Tapa Aog, berhasil di redam oleh Nasir dengan melakukan dialog serta mengedepankan musyawarah yang baik dengan melibatkan masyarakat.
“Alhamdulillah tidak terjadi kontak fisik antara masyarakat kedua desa. Ini yang patut kita syukuri karena masyarakat Tanoyan Selatan dan Tapa Aog, sama-sama mengedepankan musyawarah yang baik sebagai jalan penyelesaian adanya sengketa batas wilayah perkebunan Potolo,” kata Nasir.
Selain itu, Nasir juga berharap agar Pemerintah Kecamatan Lolayan, kembali memfasilitasi musyawarah kedua desa agar penyelesaian dapat segera terselesaikan.
“Kita semua memiliki harapan yang sama, adanya sengketa di wilayah perkebunan Potolo, wajib diselesaikan dengan jalan musyawarah dan mufakat yang difasilitasi pemerintah kecamatan,” ujarnya.
Dia berharap, moto leluhur menjadi spirit dalam penyelesaian sengketa batas wilayah perkebunan di potolo.
“Mototompiaan, mototabian bo mototanoban. Itulah falsafah kita dalam menyelesaikan permasalahan. Saya yakin dan percaya masyarakat Tanoyan Selatan dan Tapa Aog, sama-sama memegang teguh moto leluhur kita ini. Sehingga, penyelesaian dengan musyawarah adalah jalan terbaik yang harus ditempuh kedua pemerintah desa dan masyarakat,” tandas Nasir.
Sementara itu, Yanto Tanda, memuju sikap Nasir Ganggai. “Kami mengenal baik kepribadianya. Nasir memang pemuda yang sangat memegang teguh komitmen perjuangan kepentingan rakyat. Buktinya, masalah di Potolo, Nasir adalah satu-satunya pemuda yang menemui masyarakat Tapa Aog di pucak Potolo untuk melakukan mediasi serta musyawarah yang baik. Dan Alhamdulillah itu berhasil,” pungkas Yanto.
Tim satubmr