Sosok

Marshal dan Foto Juara

×

Marshal dan Foto Juara

Sebarkan artikel ini
Marshal Datundugon saat menerima hadiah Juara I di Mapolda Sulut. Foto Mathox

SATUBMR,SOSOK – Marshal Datundugon, Dia dikenal sebagai fotografer wedding. Namun, bakat fotografer itu dilanjutkannya di dunia jurnalistik. “Ini lebih menantang, dibanding foto wedding” katanya kala itu. Kemampuan jurnalistik dan disiplin membuatnya terus belajar.

Saat tragedi Busa Bakan terjadi akhir Februari 2019 lalu, Marshal salahsatu jurnalis yang mampu mencapai titik lokasi longsor dengan jalan kaki. Usaha terbilang tak mudah, karena harus melalui jurang dan akar pepohonan dengan jalan kaki selama dua jam.

Sejatinya, jurnalis begitu, harus di TKP, berbeda dengan jurnalis malas, tak di lokasi tapi beritanya update. Marshal adalah disiplin seorang reporter sebenarnya di BMR.

Marshal jadi saksi teriakan, tangisan dan rintihan para korban tambang Busa Bakan yang berhasil dikeluarkan oleh petugas di hari pertama kejadian Busa Bakan.

Tak disangka, jurnalis Harian Posko Manado biro Bolaang Mongondow (Bolmong) ini berhasil meraih juara lomba fotografi yang dilaksanakan Polda Sulut dalam rangka Hari Bhayangkara ke-73.

Tampak Polisi dan TNI bersama warga menyelamatkan salah satu korban tambang Busa Bakan. Foto Marshal

Foto Marshal menjadi juara pertama untuk kategori “Polisi Menolong-Polisi Humanis”. Ia berhasil mengungguli 2 peserta lainnya asal Kota Manado yakni, Geovany Katamona yang meraih juara kedua, dan Nasya Ghania Nayyara yang menempati juara ketiga.

Hadiah pemenang diserahkan oleh Ketua Bhayangkari Daerah Sulawesi Utara, Nunuk Sigid Tri Hardjanto, pada acara syukuran setelah upacara Hari Bhayangkara di halaman Mapolda Sulut, Rabu (10/7/2019).

Rasa bangga terlihat jelas dari raut wajah lelaki asal Desa Kopandakan II itu usai menerima hadiah. Ia beryukur atas apresiasi yang diberikan Polda Sulut atas karya fotonya.

Foto juara itu adalah hasil jepretan Marshal saat musibah tambang Busa Bakan. Dalam foto juara ini, tampak seorang anggota polisi bersama TNI dan warga sedang mengevakuasi korban selamat.

“Terima kasih untuk Polda Sulut telah memilih foto saya sebagai pemenang. Tentunya ini menjadi kebanggaan tersendiri,” imbuhnya.

Kebanggaan tertinggi bagi jurnalis bukan saat terima gaji atau bonus dari kantor, tapi kebanggaan ketika karyanya dihargai dan mengundang decak kagum khalayak, apalagi juara. Foto itu layak juara, karena mendapatkannya dari hasil perjuangan.

Supardi Bado