Investigasi

Dua Bulan tak Terima Gaji, Potret Petugas Kebersihan Pemkot Kotamobagu di Hari Buruh

×

Dua Bulan tak Terima Gaji, Potret Petugas Kebersihan Pemkot Kotamobagu di Hari Buruh

Sebarkan artikel ini
Truk pengangkut sampah di Kotamobagu tak beroperasi menyusul protes dari petugas kebersihan. Foto: satubmr.com

SATUBMR,KOTAMOBAGU – Belasan Tenaga Harian Lepas (THL) di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, mogok kerja. Mereka protes, karena gaji yang harusnya mereka terima tiap bulan tak kunjung diberikan.

Saat ditemui di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Poyowa Kecil, para sopir mengaku kecewa dengan keterlambatan gaji. Padahal, mereka tiap hari mereka bekerja dan diharuskan mengisi absensi sidik jari di Kantor DLH Kotamobagu.

“Kami semua sepakat mogok kerja, ini sudah memasuki bulan Ramadan, banyak kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Gaji bulan Maret dan April saja belum kami terima, ini sudah memasuki bulan Mei. Ini bagaimana?,” keluh seorang THL yang enggan namanya disebutkan, Kamis (2/5/2019).

Berdasarkan penelusuran di lapangan, sekitar 229 orang  THL di DLH Kotamobagu mengalami hal serupa. Padahal, mereka telah beberapa kali mengeluhkan keterlambatan gaji ini kepada pimpinan.

Buntut dari aksi mogok kerja ini, sampah di Kotamobagu terlihat mulai mengular di jalanan. Pukul 15.00 WITA, sampah di depan Indomaret Kelurahan Molinow penuh. Bau busuk tercium sampai ke jalanan.

Sampah mengular sampai ke jalanan. Bau busuk tercium menyengat. Foto satubmr.com

Di Kotamobagu Selatan juga demikian, sampah mulai menumpuk. Menurut warga, hampir tiga hari sampah tersebut tidak diangkat oleh petugas kebersihan.

Pantauan media ini, truk-truk pengangkut sampah hanya terparkir di sekitar kantor DLH Kotamobagu di Kelurahan Mongkonai, Kotamobagu Barat. Hanya beberapa truk sampah terlihat sedang beroperasi, namun sang sopir menggunakan seragam PNS.

Sampah menumpuk di Jln AKD Poyowa Kecil. Foto satubmr

Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Kotamobagu, Alfian Hasan SE, saat ditemui di kantornya membenarkan keterlambatan gaji. Menurut pejabat yang mengaku baru tiga bulan di DLH ini mengatakan, keterlambatan pembayaran gaji karena sistem.

“Kami telah memanggil THL, kami sudah mendegarkan semua keluhan. Saya sudah suruh staf untuk mengurus berkas pembayaran gaji, tapi baru satu bulan yang akan dibayar,” ujar Alfian. Ketika ditanya kapan kepastian pembayaran, Alfian tidak bisa memastikan waktunya.

Keterlambatan gaji menurut para THL tidak hanya terjadi kali ini, hampir tiap bulan, pembayaran tidak tepat waktu. Mereka menikmati gaji yang tepat saat DLH dipimpin Alex Saranaung waktu itu. Mereka mengaku, akan terus mogok kerja jika tidak ada kepastian gaji dibayar.

Di Hari Buruh Internasional 1 Mei 2019 kemarin, mereka menaruh harapan akan kepastian hak mereka. “Kami tidak menuntut kenaikan gaji, kami minta tepat waktu, itu saja,” ujar para pahlawan Adipura ini.

Editor: Supardi Bado