Hukrim

Polri Telusuri Dalang Kerusuhan Demo di Bawaslu

×

Polri Telusuri Dalang Kerusuhan Demo di Bawaslu

Sebarkan artikel ini
Kapolri

SATUBMR,JAKARTA – Aparat kepolisin tak main-main soal demonstrasi di Bawaslu RI yang berujung kerusuhan. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku, tim yang dibentuk masih menyelidiki kejadian tersebut. Menurut Tito, saat ini tim pencari fakta tengah menangani kasus ini.

Dia mengatakan, pihak Polri tidak mau dianggap menutupi fakta. Tim Investigasi ini diawasi Kompolnas dan Ombudsman. “Kenapa? kita tidak ingin nanti dianggap eksklusif internal nutup-nutupin itu ya. Jadi Komnas HAM kita paralel yang juga memiliki tim investigasi. Kita juga diawasi oleh Kompolnas, nanti juga kita koordinasi dengan mungkin dengan yang terkait seperti Ombudsman, nanti hasil investigasi ini sudah pada proses mempelajari kronologi peristiwa,” ujar Tito dikutip di detik.com.

Kata Tito, Polri sudah bisa membedakan antara aksi damai 21 Mei yang diisi dengan buka puasa hingga tarawih dan massa yang sengaja untuk rusuh serta menyerang polisi. Kedua kelompok massa itu berbeda.. 

“Peristiwa yang ada korban meninggal itu adalah peristiwa pada segmen kedua bukan Segmen pertama. Jadi kalau ada menyampaikan orang sedang apa itu berbuka puasa atau tarawih diserang tidak benar. Itu sampai dengan pukul 21.00 WIB semua udah bubar, sudah selesai,” ucapnya.

Tiba-tiba, sekelompok massa datang pukul 22.30 WIB. Massa tersebut membawa barang-barang yang mematikan seperti molotov, conblok, hingga parang.

“Ini kita lihat cukup terorganisir, kenapa? karena ada yang rata-rata dari luar kota banyak ini ada yang menggunakan ambulans lagi, dua ambulans kita sita. Ambulans dua-duanya isinya peralatan medisnya nggak ada yang ada isinya parang, batu dan lain lain, ini juga lagi cek siapa yang mengorganisir,” katanya.

Karena itu, Tito mengatakan ada tim yang dibentuknya. Satu tim lagi untuk menyelidiki siapa yang mengorganisir massa dari luar daerah.

“Ada dua tim yang saya buat, Tim Bareskrim untuk mengungkap siapa, apakah gerakan ini terorganisir karena dari 441 (orang) yang kita tahan, sekarang kita bisa pilih pecah-pecah kelompok dari mana Lampung, Banten, ada yang dari Aceh siapa yang mengundang mereka ke sini, siapa yang membiayai mereka,” tuturnya.

Tim