SATUBMR,MANADO – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah, Komisariat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, menggelar pelatihan jurnalistik bertempat di Sekretariat PMII Cabang Metro Manado, Selasa (02/04/2019) malam.
Kegiatan ini dimulai dengan beberapa pengantar yang diberikan oleh moderator mengenai apa itu jurnalistik. Kemudian penyampaian materi oleh Ketua Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado, Yoseph E Ikanubun.
Dalam pemaparannya, Yoseph memulai dengan
pengantar mengenai bagaimana mempelajari jurnalistik yang menyangkut kognitif
(pengetahuan), afektif (kedasaran etik), dan skill atau ketrampilan.
“Ketrampilan ini menyangkut bagaimana mencari, mengolah dan menyebarkan
informasi,” ujar Yoseph.
Selain itu, dia juga pemateri menjelaskan secara singkat sejarah perkembangan
jurnalistik di Indonesia sudah berkembang jauh pada masa sebelum kemerdekaan.
“Meksipun di zaman itu masih didominasi media cetak, belum ada media online
seperti sekarang ini,” ujarnya.
Setelah menjelaskan tentang sejarah perkembangan jurnalistik, Yoseph kemudian masuk ke hal-hal yang lebih tekhnis terkait tekhnik reportase dan wawancara serta penulisan berita. Mulai dari jenis, nilai, unsur, dan struktur berita. “Hal-hal inilah yang penting bagi kita dalam menulis berita,” ujar Yoseph.
Terkait dengan aspek kesadaran etika, dia menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang jurnalis diperlukan kemampuan dan tanggungjawab. “Karena itu jurnalis memiliki Kode Etik Jurnalistik. Dan seroang jurnalis diuji kemampuannya melalui Uji Kompetensi Wartawan,” ujarnya.
Pada bagian akhir, dia mengungkap tentang keberadaan media massa di Indonesia mulai dari media cetak, elektronik dan online. “Bahwa tidak semua media massa mulai dari online, cetak, televisi dan radio terdaftar dan memenuhi standar sebagai lembaga pers. Oleh karena itu kita sebagai orang mengkonsumsi berita setiap hari harus berhati-hati dalam memilah-memilih berita,” ujar Yoseph.
Setelah sesi penyampaian materi, peserta terlibat aktif dalam tanya jawab dan diskusi. Sedangkan pada bagian akhir, seluruh peserta diberikan kesempatan untuk latihan menulis berita pendek terkait kegiatan pelatihan tersebut. “Untuk pelatihan yang singkat ini, hasil penulisan berita sudah baik. Tidak terlalu repot mengeditnya,” ujar Yoseph saat mengevaluasi berita-berita yang dibuat para peserta.
Penulis: Nurila Lasene
Editor: Yoseph E Ikanubun