SATUBMR,KOTAMOBAGU – Harga biji kakao di Kota Kotamobagu mengalami penurunan signifikan dalam beberapa minggu terakhir, menyebabkan kekhawatiran di kalangan petani kakao lokal. Berdasarkan pantauan di lapangan, harga biji kakao yang sebelumnya mencapai Rp 69.000 per kilogram, kini turun menjadi sekitar Rp 60.000 per kilogram.
Penurunan harga ini dinilai cukup drastis, terutama bagi petani yang menggantungkan hidupnya dari komoditas kakao. Banyak dari mereka mengungkapkan kekhawatiran bahwa harga yang rendah ini tidak hanya berdampak pada pendapatan, tetapi juga dapat memengaruhi kualitas hasil panen mereka.
“Setiap kali harga turun, kami merasa semakin terhimpit. Biaya produksi yang terus meningkat tidak sebanding dengan harga jual biji kakao yang semakin menurun,” ujar , salah seorang petani kakao Mardianto, Rabu (1/10).
Meskipun harga biji kakao dipengaruhi oleh fluktuasi pasar global, petani berharap ada perhatian lebih dari pemerintah setempat untuk mencarikan solusi yang dapat membantu mereka bertahan. Mereka juga berharap ada langkah-langkah untuk menstabilkan harga agar tidak terus-menerus merugikan petani kakao di daerah ini.
Beberapa pedagang lokal juga mengakui dampak dari penurunan harga tersebut, mengingat semakin sedikitnya pasokan biji kakao yang dapat mereka beli dari petani dengan harga yang menguntungkan. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa harga yang terlalu tinggi sebelumnya juga berisiko bagi kestabilan pasar.
Pemerintah Kotamobagu dan Dinas Pertanian setempat belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penurunan harga ini. Namun, para petani berharap ada langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mendukung sektor pertanian kakao di daerah ini.