SATUBMR,KOTAMOBAGU – Proses evakuasi korban di pertambangan emas tanpa izin (PETI) lokasi Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, terus dilakukan. Hingga hari ke empat, setidaknya 20 orang korban ditemukan selamat. Delapan orang meninggal dunia dan diperkirakan, masih ada korban yang belum ditemukan.
Deni Mamonto, salah satu korban selamat menuturkan, peristiwa naas tersebut terjadi secara tiba-tiba pada Selasa (26/2/2019). Saat itu sekitar pukul 21.30 WITA, Dia dan puluhan orang sedang berada di lubang tambang yang telah berbentuk goa.
Bebatuan besar di atap goa ambrol dan menimpa mereka. Saat itu posisi Deni berada di bagian kiri goa.
“Ketika runtuh, saya langsung lari ke arah kiri. Suasana jadi panik, teriakan dimana-mana apalagi kejadian di malam hari. Kaki saya terkena serpihan batu. Saya lihat ada yang tertimbun, tidak tau masih hidup atau tidak,” tukasnya saat ditemui di RSUD Kotamobagu, Jumat (01/3/2019).
Menurutnya, goa tambang tersebut berada di tebing, kira-kira berdiameter 10 hingga 15 meter persegi. “Pokoknya di dalam besar, banyak orang keluar masuk. Di dalam goa tersebut, terdapat lubang majuan, tapi saya tidak tau persis jarak majuan sudah berapa meter,” ujar Deni.
Didampingi istrinya, Deni mengatakan, memperoleh empat juta tiap minggu dari lokasi itu. Kandungan emas di sana membuat banyak warga berlomba-lomba mengambil bebatuan.
“Saya tidak sadar lokasi tersebut bisa ambrol begitu cepat. Beruntung nyawa saya masih bisa ditolong warga, enam jam setelah kejadian,” ujar ayah satu anak ini.
Untuk menuju lokasi, ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam. Perjalanan harus melalui jurang curam dan melewati akar pepohonan.
Hari ke empat ini, tim tidak lagi melakukan evakuasi manual, melainkan menggunakan alat berat. Menurut Kapolres Kotamobagu, alat mulai dioperasikan pada pukul 10.00 WITA. Pihak keluarga berharap, para korban yang masih terjebak bisa secepatnya ditemukan.
Editor: Supardi Bado