SATUBMR,DUMOGA– Perseteruan antara Desa Pinonobatuan Bersatu dan Kelurahan Imandi, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kamis sore berakhir dengan jalan damai. Para tokoh masyarakat bersepakat mengakhiri aksi saling serang hampir tiga pekan terakhir.
Acara deklarasi damai yang dilaksanakan di perbatasan Imandi-Tambun ini, dihadiri Wakapolda Sulut Brigjen Polisi, Alex Mandalika, pejabat utama Polda Sulut, Bupati Bolaang Mongondow DraYasti Soepredjo, Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Fernando Siahaan SIK MH dan masyarakat kedua belah pihak.
Dalam sambutannya, Kapolres Kotamobagu mengatakan,deklarasi hari ini semuanya karena rencana Tuhan yang begitu indah. Kapolres mengajak menanggalkan kesombongan, keegoan untuk satu tujuan damai.
Lanjutnya, pihak kepolisian tidak ada niat untuk melakukan tindakan tegas atau menyakiti masyarakat. Yang diinginkan polisi agar kedua belah pihak tidak saling menyakiti dan tidak saling melukai satu sama lain.
Selaku Kapolres, dirinya telah menerima aspirasi dari masyarakat dan juga memastikan akan menjalankan sesuai dengan permintaan yang sudah disepakati.
“Penembakan dengan gas air mata merupakan prosedur, polisi juga merasakan pedihnya gas air mata tersebut,” ungkap AKBP Gani.
Sementara itu, Wakapolda Sulut Brigjen Alexander Mandalika mengatakan, pemicu keributan antara dua keluarga dan penyebar berita bohong itu sudah dicatat bagian Intel. Jika kedapatan, pasti akan ditindak tegas.
Sebagai putra daerah, Wakapolda ditugaskan untuk menyelesaikan persoalan ini, karena Sulawesi Utara merupakan cerminan hidup rukun dan damai. Wakapolda mengingatkan tahun 98 saat kerusuhan di Jakarta, daerah tempat Eksodus terbanyak adalah Sulawesi Utara.
“Apakah mau terus dicap sebagai kampung atau kelurahan yang suka tawuran?,” tanya Wakapolda.
Dirinya berharap, seluruh masyarakat agar segera mengakhiri pertikaian ini karena tidak ada untung.
“Ingat torang samua basudara,” tutup Brigadir Jendral Polisi Alexander Marten Mandalika.
Jhay Yambat