Sitaro

Langkah Pemkab Sitaro Antisipasi Peningkatan Aktivitas Gunung Karangetang dan Cuaca Ekstrem

×

Langkah Pemkab Sitaro Antisipasi Peningkatan Aktivitas Gunung Karangetang dan Cuaca Ekstrem

Sebarkan artikel ini

 

SATUBMR,SITARO – Pemerintah Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) bergerak cepat menyikapi potensi bencana alam yang mengintai wilayahnya. Selain peningkatan aktivitas Gunung Karangetang, cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang sejak awal pekan ini menambah tingkat kewaspadaan di masyarakat.

Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Karangetang dengan ketinggian 1.784 mdpl menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivitas kegempaan selama beberapa hari terakhir. Di sisi lain, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut sejak Senin, 6 Oktober 2025.

Merespons kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Sitaro melalui Sekretaris Daerah, Denny Kondoj, mengeluarkan surat imbauan resmi yang ditujukan kepada seluruh jajaran pemerintah daerah hingga masyarakat umum.

“Tentu ini harus kita antisipasi bersama, mulai dari banjir, banjir lahar dingin, angin kencang hingga gelombang pasang. Dalam kaitan aktivitas gunung api, warga tetap diminta untuk mengikuti rekomendasi PVMBG,” ujar Kondoj, Selasa (7/10/2025).

Ia menegaskan bahwa isi dari imbauan tersebut harus segera disosialisasikan ke masyarakat, khususnya oleh para camat, lurah, dan kapitalau yang wilayahnya berpotensi terdampak.

Sesuai dengan rekomendasi PVMBG, masyarakat, wisatawan, dan pendaki dilarang keras beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari Kawah Utama dan Kawah II, serta di sektor barat daya dan selatan sejauh 2,5 kilometer yang berpotensi dilalui guguran lava dan awan panas.

“Masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu,” tambah Kondoj.

Imbauan juga diberikan kepada warga yang tinggal di bantaran sungai berhulu dari puncak gunung, untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi lahar hujan dan banjir lahar dingin, terutama saat curah hujan meningkat.

Bagi warga pesisir, perhatian difokuskan pada risiko angin kencang dan gelombang pasang. Nelayan diimbau untuk tidak melaut jika kondisi cuaca tidak bersahabat, demi keselamatan bersama.

Tak hanya berhenti pada imbauan, pemerintah daerah juga mengajak masyarakat berperan aktif dalam mitigasi bencana. Beberapa langkah yang dianjurkan antara lain membersihkan saluran air, tidak membuang sampah sembarangan, serta memangkas pohon dan dahan yang berpotensi membahayakan pemukiman dan fasilitas umum.

“Semua pihak harus berperan. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga seluruh lapisan masyarakat agar kita bisa menghadapi potensi bencana ini secara lebih siap dan terorganisir,” tutup Kondoj.