Kotamobagu

RSUD Kotamobagu Dituding Pekerjakan Perawat tak Bisa Pasang Oksigen,Yusrin: Itu Mahasiswa PKL, Bukan Perawat

×

RSUD Kotamobagu Dituding Pekerjakan Perawat tak Bisa Pasang Oksigen,Yusrin: Itu Mahasiswa PKL, Bukan Perawat

Sebarkan artikel ini
Yusrin Mantali S.Kom

SATUBMR,KOTAMOBAGU – Kasus kematian salah satu pasien operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kotamobagu bernama Eka Christy Pangalerang (34) dituding oleh pihak keluarga karena kelalaian.

Hendra Datu (36) suami dari almarhumah menuturkan kekecewaan karena hingga istrinya meninggal, tidak mendapat pelayanan maksimal dari pihak RSUD.

“Saat ada keluhan, kami hanya dilayani oleh perawat. Bahkan alasan perawat tersebut tidak bisa memasang oksigen. Masa perawat tidak bisa pasang oksigen ke pasien. Kami minta dokter yang lakukan operasi didatangkan, tapi tidak ada,” tukas Hendra saat diwawancarai di Desa Kanaan, Kecamatan Dumoga, Bolaang Mongondow, Senin (17/2/2020).

Atas kejadian tersebut, Eka Christy Pangalerang meninggal karena tidak mendapat pelayanan seperti yang dimintakan oleh keluarga.

Pihak RSUD melalui Kepala Bagian Administrasi Umum, Yusrin Mantali S.Kom membantah soal perawat yang tidak bisa pasang oksigen ke pasien. Menurut Yusrin, kemungkinan pihak keluarga bertanya ke Mahasiswa yang sedang Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RS.

“Kami sudah konfirmasi terkait ini, dan hasilnya mungkin keluarga pasien bertanya ke mahasiswa PKL, itu bukan perawat. Mereka bukan bertugas melayani, menangani pasien itu harus perawat yang ada STR. Saat itu ada perawat di ruangan tersebut,” tukas Yusrin.  

Kata Yusrin, di masing-masing ruangan ditempatkan dua orang perawat dan mahasiswa PKL, karena rumah sakit sedang menjalankan fungsi pendidikan. Meski demikian kata Yusrin, perawat juga tidak bisa bertindak jika belum ada instruksi dari dokter.

“Hari itu pasien melahirkan Sembilan orang, waktu pihak keluarga meminta dokter datang, dokter sedang menangani pasien melahirkan lainnya. Dokter umum dan anastesi juga ada, tapi kami akan cek lagi soal itu. Memang dokter datang melihat pasien saat kondisi pasien sudah dalam keadaan kritis. Kita pihak manajemen konsen dengan masalah ini dan kami sangat menseriusinya,” ujar Mantali.

Menurutnya, saat berita ini tersebar, pihaknya bersama Komite Keperawatan dan Komite Medis telah melakukan pemeriksaan terhadap perawat dan dokter yang bertugas saat itu.

“Kesimpulan sementara penyebab kematian pasien Eka Christi Pangalerang, karena suspek emboli. Saya mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya pasien. Kami pihak Manajemen akan bertanggung jawab jika memang hasil investigasi ada kelalaian dan jika ada SOP yang dilanggar. Kami akan ketemu dengan keluarga,” tukasnya.

Pihak RSUD akan rapat untuk mengambil kesimpulan atas kasus ini. Bahkan, pihaknya akan ke Manado karena ada panggilan dari Badan Pengawas Rumah Sakit.

Jhay Yambat/DiBa