SATUBMR,KOTAMOBAGU – Dugaan pemerasan oleh salah satu oknum wartawan di Kota Kotamobagu terhadap sejumlah Kepala Sekolah (Kepsek), dapat perhatian serius dari berbagai pihak termasuk Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kotamobagu. Diskominfo saat ini sedang mengumpulkan bukti.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Kominfo Ahmad Yani Umar, Rabu (22/1/2020) saat dikonfirmasi satubmr.com. Menurutnya, organisasi wartawan seperti PWI telah bertemu dengan beberapa Kepsek SD dan SMP terkait masalah ini.
“Dari Kominfo saat ini sedang mengumpulkan bukti-bukti,” ujar Yani. Meski demikian, Kadis tidak menyebutkan langkah selanjutnya jika oknum tersebut terbukti lakukan permintaan sejumlah uang.
Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kotamobagu, Junaidi Amra mengatakan, kasus seperti ini sudah sering terjadi. Saat ini menurut Junaidi, stigma terhaadap wartawan di mata para Kepsek dan Sangadi sedang negatif. “Pemerintah dan Kepsek harus melaporkan oknum tersebut,” kata Junaidi.
Sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado, Yintze Linfia Lingkan Gunde mengatakan, jika oknum wartawan tersebut terbukti lakukan pemerasan, harus dilaporkan ke pihak berwajib.
“Silakan para korban memproses hukum. Lapor ke Polisi, agar wartawan yang melakukan pemerasan bisa dihukum,” ujar Gunde.
Diketahui, kasus ini mencuat saat sejumlah Kepala Sekolah menceritakan dugaan pemerasan oleh oknum yang mengatasnamakan wartawan, berinisial N. Oknum itu diduga kerap kali melakukan permintaan uang kepada Kepala Sekolah di Kotamobagu.
Dikutip di laman portalmongondow.com, akibat ulah oknum wartawan tersebut, banyak Kepala Sekolah hingga guru merasa resah.
Oknum tersebut sering meminta uang dengan jumlah yang berbeda-beda dengan modus, telah meloloskan sejumlah dana proyek pembangunan sehingga bisa sampai ke pihak sekolah.
Tak hanya itu, para korban sering dihantui rasa takut dikarenakan oknum ini, mengaku kerabat dan orang kesayangan Wali Kota Kotamobagu.
“Sudah beberapa kali dia (oknum wartawan) datang ke sekolah dan meminta sejumlah uang. Kata dia, jika bukan karena dirinya, bantuan dan dana yang diterima oleh sekolah tidak bisa terwujud,” ujar salah satu guru yang meminta namanya dirahasiakan.
Ia pun mengungkapkan, oknum tersebut juga sempat meminta agar pihak sekolah dapat mengumpulkan uang untuk diberikan kepada rekannya.
“Dia meminta agar kami mengumpulkan uang untuk diberikan kepada orang tua temannya yang sedang sakit,” katanya.
Ironisnya, oknum tersebut pun tak tanggung-tanggung mengancam bisa meroling pejabat. “Dia juga mengatakan, setiap Kepsek bahkan lurah, adalah perjuangannya agar mendapat jabatan itu. Sehingga kami pun percaya,” tuturnya.
Sebelumnya, kejadian tersebut pernah dialami oleh salah satu Kepala Sekolah Dasar di Kotamobagu Utara. Ia mengaku, didatangi oknum tersebut untuk meminta uang sebagai jatahnya karena telah melobi anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) pembangunan sarana sekolah itu ke Dinas Pendidikan.
Red