Proses pelepasan anak burung maleo di Batumanangis Molibagu,Minggu (09/12/2018). (Foto Istimewa)
SATUBMR,BOLSEL– Upaya penyelamatan satwa endemik Burung Maleo di Penangkaran Batumanangis, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara, membuahkan hasil.
Dua ekor anak maleo yang baru menetas, dilepas ke alam pada Minggu (09/12/2018). Rilis burung maleo ini dihadiri Lukita Awang Nistyantara S.Hut., M.Si, Kepala Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
Lukita memberi apresiasi kepada kelompok masyarakat tani hutan (Basri dkk) yang tergabung dalam kelompok Modaga No Suagge, karena berhasil menambah populasi maleo di daerah tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada kelompok Modaga No Suangge yang berhasil merilis dua anak maleo dari 32 telur yang dikumpulkan,” tukas Lukita.
Terpantau, anak maleo tersebut langsung dilepaskan ke alam kawasan hutan pesisir Pantai Selatan BTNBNW.
Basri Lamasese mewakili kelompok Modaga No Suagge mengatakan terima kasih atas support dari BTNBNW, Pemkab Bolsel, dan anggota kelompok yang sama-sama melakukan penyelamatan maleo.
Menurut Basri, saat ini masih 30 telur maleo di penangkaran darurat. Telur tersebut sedang menunggu proses penetasan.
Asep Solihin, Kepala Resort Pantai Selatan BTNBNW yang eksis mendampingi kelompok tersebut mengatakan, misi penyelamatan burung maleo ini terus dilakukan agar populasinya tetap terjaga.
Burung maleo adalah satwa endemik Sulawesi. Burung ini unik, meski baru menetas, anak burung maleo bisa langsung terbang.
Telur maleo tidak dierami induknya. Telur maleo justeru dierami oleh alam dengan ditanam di tanah atau pasir kedalaman 60 senti meter. Tanah harus di suhu sekitar 34 derajat. Telur maleo akan menetas di hari ke 60 pasca dimasukkan ke tanah.
Tim redaksi