SATUBMR.BOLMUT- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) melalui Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Bolmut memastikan tanah yang dipersoalkan oleh keluarga Amu Sabaja yang berada di Sangkub merupakan aset milik pemkab Bolmut.
“Ya, tanah tersebut merupakan aset milik pemkab Bolmut,” ujar Kepala Bidang (Kabid) aset Flora Enok, Senin (19/6/2023).
Pihaknya menegaskan pemda Bolmut membeli tanah tersebut dengan dokumen jelas.
Disinggung terkait polemik saat ini, Enok menjelaskan pihaknya tidak masuk dalam ranah itu.
“Tapi kami pastikan itu milik pemkab Bolmut,” tegasnya.
Sebelumnya, Plh kepala kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bolmut Rachmad Nugroho menegaskan, semua permasalahan sengketa lahan yang ada di Desa Sangkub, sudah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme dan aturan yang berlaku.
“Persoalan lahan ini, sudah kita selesaikan sesuai mekanisme yang berlaku tanpa adanya kepentingan pribadi,”kata Rachmad, Sabtu (17/6/2023).
Bahkan kata dia, pihaknya sudah melakukan gelar perkara terkait sengeketa tersebut.
Gelar perkara ini dilakukan pada 9 Mei 2023 di kantor BPN Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Menurutnya, BPN tidak bisa melakukan pembatalan sertifikat seperti permintaan dari pemohon Keluarga Amu Sabaja, atas harta waris di Desa Sangkub, Kabupaten Bolmut.
Ia mengatakan pada putusan yang diterbitkan oleh Pengadilan Agama Kotamobagu ataupun Mahkamah Agung tidak ada amar yang menyatakan batal terhadap sertipikat yang dimohonkan batal tersebut.
Hal ini sesuai dengan Pasal 38 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 21 Tahun 2020 tentang Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan.
“Jadi dalam putusan tersebut tidak ada amar yang menyatakan pembatalan sertipikat sesuai yang diajukan pemohon Amu Sabaja,” ujarnya.
Selain itu, Rachmad menjelaskan pada obyek yang dimohonkan pembatalan tersebut terdapat Putusan Pengadilan Negeri Kotamobagu Nomor 25/Pdt.G/2019/PN.Ktg tanggal 09 Juli 2019 yang amarnya pada intinya Akta Jual Beli Nomor 08/AJB/VII/1987 tanggal 14 Juli 1987, Akta Jual Beli Nomor 29/AJB/STG/III/2001 tanggal 29 Maret 2001, Akta Jual Beli Nomor 03/AJB/VII/1987 tanggal 14 Juli 1987 adalah sah mempunyai kekuatan hukum mengikat.
Selain itu, SHM No. 8/Sangkub, SHM No. 12/Sangkub II, SHM No. 13/Sangkub II No. 14/Sangkub II, SHM No. 15/Sangkub II adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum mengikat.
“Jadi sudah ada proses jual beli di lahan tersebut, dan punya kekuatan hukum yang mengikat,” ungkapnya.
Selain itu, sertipikat hak milik Nomor 00015/Sangkub II/2003, seluas 15.817 M2 atas nama Warda Moy Kantohe secara keseluruhan telah dibayarkan melalui proses pengadaan tanah Pemkab Bolmut.
Bukan hanya itu, pada Sertipikat hak milik nomor 00008/Sangkub II/1981, seluas 37.443 M² atas nama Hin Kantohe sebagian telah dibayarkan melalui proses pengadaan tanah Pemkab Bolmut rencana untuk dibangun pasar.
“Sehingga secara keperdataan lahan tersebut telah beralih kepada Pemkab Bolmut dan merupakan asset meskipun secara administrasi belum di daftarkan ke BPN Bolmut,” kata Rachmad.
“Inilah alasan kenapa kami tidak bisa melakukan pembatalan sertipikat sesuai keinginan dari pemohon Amu Sabaja,” ungkapnya.
Rachmad menjelaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak mengabaikan putusan dari pengadilan agama termasuk putusan mahkamah agung.
“Karena pada faktanya sertipikat pada lahan yang tersebut merupakan aset dari pemerintah kabupaten Bolmutan,” tegas dia.
Sebelumnya diketahui, seorang warga di Kota Manado menuding BPN Bolmut sudah melampaui kekuasaan dari Pengadilan dan Mahkamah Agung. Hal ini karena gugatan yang dimenangkan oleh warga bernama Amu Sabaja tersebut atas tanah di desa Sangkub, kabupaten Bolmut, tak kunjung dilakukan pembatalan oleh BPN Bolmut.