SATUBMR, LOLAYAN – Duka masih menyelimuti para keluarga korban tambang Bakan yang ambruk, Selasa (26/2/2019) lalu. Mereka tak menyangka, keluarga mereka jadi korban dan belum ditemukan hingga hari ini.
Salah satu keluarga korban bernama Heidi Kunsi, warga Desa Mopusi berharap, proses pencarian terus dilakukan oleh tim evakuasi.
Ditemui saat proses pencarian Minggu (3/3/2019) pukul 02.00 WITA, Heldi menuturkan para korban yang tertimbun membawa uang puluhan juta rupiah. Uang tesebut menurutnya, digunakan untuk membayar sewa kijang istilah tukang pikul rep di lokasi.
Selain itu, uang tersebut digunakan untuk membayar sewa bak pengolahan bebatuan menjadi emas. Dalam sehari, para penambang bisa memperoleh keuntungan satu hingga dua juta rupiah.
“Yang saya tau, para korban sebelum naik, sedang membawa uang puluhan juta rupiah. Uang tersebut diperkirakan ikut terkubur bersama di goa ini,” tukas Heldi.
Saat kejadian, beberapa tim (Kongsi) sedang masuk ke lokasi naas tersebut. Diperkirakan, saat itu sekitar 5-6 kongsi di sana. Jika masing-masing kongsi membawa sepuluh juta untuk operasional, diperkirakan ada Rp50 – 60 juta, bahkan bisa lebih yang ikut terkubur.
Lokasi Busa ini menurut warga, memiliki kadar emas 90 persen. Bebatuan emas di sana, tidak memerlukan waktu lama untuk rendaman. Cukup tiga jam, bisa langsung diproses menjadi emas. Wajar, lokasi tersebut seperti gula dikerumuni semut.
Namun sayang, harapan mereka memperoleh hasil lebih, harus mempertaruhkan nyawa. Bebatuan besar di atap goa amblas dan menimpa mereka.
Hingga saat ini, Sembilan orang dinyatakan meninggal dunia. 19 orang mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di RSUD Kotamobagu.
Diperkirakan, masih ada korban di balik bebatuan besar yang amblas. Bau busuk menyengat tercium hinga radius 100 meter.
Editor: Supardi Bado