SatuBMR.BOLMONG– Diduga akibat lumpur dari Aktifitas pertambangan PT-JRBM, Cacao milik warga Bakan yang sudah mulai produksi kini mulai mati.
Program CSR PT-JRBM untuk pengadaan bantuan Bibit cacao untuk masyarakat lingkar tambang khususnya di Kecamatan Lolayan beberapa tahun terakhir ini perlu diacungi jempol dan diberi tepuk tangan yang paling meriah. Tujuannya baik dan jelas karena untuk meningkatkan perekonomian masyarakat secara berkesinambungan.
Bahkan pemilik perusahaan tambang tersebut rela datang ditengah perkebunan untuk melihat indahnya tanaman tersebut.
Namun sayangnya, bantuan yang sudah diberi justru perlahan mulai mati karena terkena lumpur yang diduga berasal dari aktifitas pertambangan yang dilakukan oleh PT-JRBM dan PT-SMA yang berlokasi tidak jauh dari pemukiman dan perkebunan warga.
Ibarat “kaki pukul kapala” Kata orang manado, yang meng-ibaratkan ketidak singkronisasian antara ucapan dan tindakan.
Bayangkan saja, masyarakat dinina bobokan dengan bantuan bibit. namun disisi lain, pihak perusahaan justru tidak memperhatikan efek yang akan terjadi jika banjir yang disertai lumpur terjadi.
Alhasil, hujan deras yang melanda hampir di semua wilayah Bolaang Mongondow menyisakan lumpur yang menimbun ribuan pohon cacao khsusnya di Desa Bakan. Tentu akibatnya adalah, cacao yang sudah dipelihara bertahun lamanya justru perlahan mulai mati. Ekonomi yang berkepanjangan mana yang dinanti jika sudah seperti ini?
Salah satu pemilik kebun saat ditemui mengungkapkan kekesalan yang amat dalam. Menurutnya, cacao tersebut dia rawat seperti seorang anak yang harus lengkap gizi dan nutrisinya dengan harapan agar cepat produksi seperti milik yang lain. Alhasil, lumpur mulai mengubur mimpi-mimpi itu.
“Tentu saya sangat kesal dan serasa putus asa melihat kondisi tanaman yang perlahan mulai mati akibat pohonnya tertimbun lumpur dan bukan hanya cacao milik saya, ada banyak cacao milik yang lain juga perlahan mulai mati,” Ucapnya sedih.
bahkan, Salah satu petani yang kebun miliknya oleh Perusahaan mendatangkan ahli cacao dan ahli pupuk organik untuk mengawal serta membimbing karena kebun tersebut akan di jadikan kebun percontohan untuk yang dan tepat berada didepan salah satu kantor perusahaan juga ikut jadi korban akibat luapan lumpur tersebut.
“Saya diajari dan dibimbing untuk memelihara cacao dengan baik, tapi belum puas melihat indahnya tanaman tersebut malah daunnya mulai berguguran karena pohonya tertimbun lumpur,” Katanya kesal.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, matinya pohon cacao dan ribuan bibit miliknya sudah pernah ia keluhkan ke pihak perusahaan, namun hingga saat ini tidak ada tindak lanjut ataupun perhatian yang dia dapat.
Salah satu Humas PT-JRBM Taufik Pontoh saat dimintai keterangan terkait keluhan dan permintaan warga memilih untuk tidak menanggapi.
“Klo tidak ada arahan anak buah nda bisa kase tanggapan,” Tulisnya singkat Via Whatsapp.