Nasional

Kapolri: Idul Fitri 1445 H Jadi Momentum Pererat Persatuan di Tengah Perbedaan

×

Kapolri: Idul Fitri 1445 H Jadi Momentum Pererat Persatuan di Tengah Perbedaan

Sebarkan artikel ini

Momen Salat Ied di Masjid Al Ikhlas Mabes Polri. Khutbah diisi oleh Prof. Jajang Jahroni. Ph.D. pada Rabu 1 Syawal 1445 H / 10 April 2024 (Foto; Ist)

Jakarta, satubmr.com – Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo mengucapkan selama Idul fitri 1445 Hijriah. Momentum lebaran, dipandangnya sebagai kekuatan kebersamaan dalam membangun bangsa.

“Idul fitri selalu mengisahkan sejuta cerita, Setelah sebulan lamanya, berbagi kebaikan, menahan segala nafsu. Saatnya menyusuri kepadatan menuju kampung halaman, menikmati harumnya santapan Lebaran dan hangatnya kebersamaan,” ujar Kapolri dalam video di akun instagram resminta, Rabu (10/4/24).

Jenderal Sigit menyebut, Idulfitri memiliki makna kembali ke fitrah umat manusia menuju kesucian.

Tak lupa Kapolri mengingatkan, di tengah perbedaan, tercipta indahnya toleransi yang semakin mempererat kesatuan. Oleh karenanta, masyarakat harus saling mengisi guna menatap masa depan.

“Saya atas nama Keluarga Besar Polri dan Bhayangkari mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah. Jadikan semangat Lebaran sebagai kekuatan kebersamaan dalam membangun bangsa,” jelasnya.

Di sisi lain, Wakapolri Komjen. Pol. Agus Andrianto, Irwasum Polri Komjen. Pol. Agung Budi Maryoto, As SDM Kapolri Irjen. Pol. Dedi Prasetyo, Kadiv Humas Polri Irjen. Pol. Sandi Nugroho, dan pejabat utama Polri lainnya melakukan salat ied di Masjid Al Ikhlas Mabes Polri. Khutbah dalam salat ied kali ini diisi oleh Pro. Jajang Jahroni. Ph.D.

Prof. Jajang menyampaikan khutbah dengan tema Pentingnya Menjaga Kesatuan dan Persatuan Bangsa.

 

Khutbah Ied di Masjid Al Ikhlas Mabes Polri oleh Prof. Jajang Jahroni. Ph.D. pada Rabu, 1 Syawal 1445 H / 10 April 2024. (foto; ist)

Dalam khutbah tersebut, disampaikan bahwa perbedaan yang ada di tengah masyarakat sudah seharusnya menjadi keberagaman yang harus disyukuri. Oleh karenanya, tidak sepatutnya menjadi sumber perpecahan.

“Kita harus belajar untuk menghargai dan menghormati perbedaan tersebut, sambil tetap bersatu dalam menjalankan ajaran agama kita. Sambil kita terus menerus belajar dan mengamalkan nilai-nilai yang telah disepakati dalam berbangsa dan bernegara,” ujar khotib, Rabu (10/4/24).

Di sisi lain, tak dipungkiri bahwa dinamika berbangsa dan bernegara tengah terjadi. Namun, netralitas Polri menjadi hal yang sangat penting dalam menghadapi dinamika tersebut.

“Polri memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga netralitanya sebagai institusi negara, terutama dalam konteks politik,” ungkapnya.

Tak dapat dipungkiri juga, ujar khotib, masih banyak kekurangan yang dimiliki Polri. Kendati demikian, apreasiasi juga harus dilakukan kepada Korps Bhayangkara atas semua pengabdian kepada masyarakat hingga saat ini.

“Dengan cara seperti ini, kita akan memiliki pandangan yang berimbang, kritis, dan apresiatif terhadap polisi kita,” jelas khotib.