Bolmong

Anggota DPRD Bolmong Febrianto Tangahu Apresiasi PT JRBM

×

Anggota DPRD Bolmong Febrianto Tangahu Apresiasi PT JRBM

Sebarkan artikel ini

SATUBMR,BOLMONG- Puluhan karyawan yang terpapar Covid-19 memaksa PT J Resources Bolaang Mongondow (PT JRBM) harus menghentikan sementara operasionalnya meski sudah sebagian besar karyawan tersebut berangsur pulih.

Penghentian sementara aktivitas perusahaan tersebut berdasarkan Surat pemberitahuan pemberhentian operasi penambangan kepada Pemerintah Provinsi/ Kota, Kabupaten dan Dinas Kesehatan Provinsi/ Kota dan Kabupaten dari manajemen PT JRBM.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Dapil 4 Kecamatan Lolayan, Febrianto Tangahu memberi apresiasi yang tinggi kepada pihak Perusahaan. Menurutnya, dengan dihentikan sementara aktivitas pertambangan, menandakan kepedulian manajemen perusahaan kepada karyawan sangat tinggi.

“Langkah penghentian sementara operasional JRBM merupakan ikhtiar dan tingkat keseriusan tertinggi JRBM dalam memutus mata rantai penyebaran virus Corona, dan ini harus diapresiasi” kata Febrianto Tangahu.

Lanjut Tangahu, perusahaan sebesar JRBM, bisa menghentikan kegiatan pertambangan merupakan langkah yang sangat luar biasa, bukan tanpa alasan, langkah tersebut untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Ini perlu disuport karena JRBM tidak hanya mementingkan kepentingan perusahaan, JRBM lebih mementingkan kesehatan dan keselamatan baik karyawan ataupun masyarakat yang berada dilingkar tambang,” terang Anto Sapaan akrabnya.

Dirinya berharap, langkah PT JRBM tersebut dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain terutama perusahaan yang ada di BMR guna untuk terhindar dari Virus mematikan tersebut.

Diketahui , Direktur Utama PT JRBM, Edy Permadi menjelaskan, terkait alasan mengapa JRBM harus menutup sementara kegiatan operasionalnya karena merupakan pilihan terbaik saat ini untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Semata-mata untuk melindungi karyawan dan segenap keluarga. Karyawan adalah aset yang paling berharga yang harus dilindungi. Meski dengan menghentikan kegiatan operasi harus kehilangan sejumlah potensi pendapatan, namun perusahaan lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan pekerja dan keluarga,” tukas Edi.

Jhay Yambat