Hukrim

Tali Nilon Akhiri Nyawa Pria Depresi

×

Tali Nilon Akhiri Nyawa Pria Depresi

Sebarkan artikel ini

SATUBMR,HUKRIM – Asa Wellem Mochtar Sani untuk sembuh dari Depresi ringan  yang Ia derita tak kesampaian. Nyawa Purnawiranan Polri usia 59 tahun ini harus berakhir tragis. Wellem ditemukan anaknya tergantung di gudang rumahnya di Desa Pusian Induk, Dumoga Timur, Bolmong, Sulawesi Utara, Rabu (09/01/2019).

Korban pertamakali ditemukan sang anak Fransisca Sani (32). Berdasar kronologi kejadian, saat itu Fransisca sedang menidurkan anak. Tiba-tiba terdengar suara panggilan dari sang Ibu (Istri korban) menyuruhnya mencari sang ayah yang harus minum obat siang.

Kaget dan tak percaya, Fransisca menemui ayahnya dalam posisi tergantung .

Fransisca sontak berteriak histeris hingga tetangga berdatangan melihat kejadian itu. Warga kemudian inisiatif menurunkan jasad korban.

Kepada polisi, Fransisca menjelaskan bahwa korban memang sedang menjalani pengobatan ( rawat jalan ) setelah menjalani pemeriksaan pada tanggal 15 Agustus 2018 di Rumah Sakit Ratumbuisang Manado.

Diagnosa dokter Anita Dondow, korban mengalami depresi ringan dan harus mengkonsumsi obat. Keluarga menerima kejadian ini sebagai suatu musibah dan tidak merasa keberatan.

Kapolsek Dumoga Timur, Iptu Nico Tulandi, membenarkan kejadian bunuh diri ini. “Di tubuh korban tidak terdapat tanda-tanda kekerasan. Hanya bekas lilitan tali pada leher serta anus mengeluarkan kotoran,” tukas Tulandi.

Maraknya peristiwa bunuh diri yang diekspose oleh media massa belakangan ini sebenarnya bisa dijelaskan dari kaca mata sosiologi. Ada banyak literatur sosiologi yang mengulas tentang fenomena bunuh diri di tengah masyarakat.

Salah satu yang paling terkenal adalah Suicide (1897) karya Emile Durkheim. Dia berpendapat bunuh diri dapat dipicu oleh penyebab psikologis, biologis, dan fisika kosmis yang terkadang tidak dapat dijelaskan secara eksakta.

Durkheim juga membagi jenis bunuh diri menjadi tiga. Pertama, bunuh diri egostik yang dipicu oleh keterlepasan individu dari ikatan sosial. Individu yang tidak terintegrasi dengan lingkungan sosial cenderung berpikir suicidal.

Kedua, bunuh diri altruistik yang terjadi akibat terlalu kuatnya individu dalam kohesivitas sosial dengan kelompoknya. Biasanya, bunuh diri altruistik terjadi di dalam lingkungan komunitas yang masih primitif. Sebab, bunuh diri tipe ini cenderung dinilai sebagai sebuah tradisi atau kepercayaan.

Ketiga, bunuh diri anomik yang dipicu oleh perubahan sistem dalam masyarakat, baik sistem ekonomi, sosial, dan budaya sehingga menyebabkan terganggunya sistem kolektif. Ketidakpastian akibat perubahan sistem akan berdampak pada psikologis individu.

Terkait dengan kasus bunuh diri di atas, kemungkinan bunuh diri karena faktor psikologis dan biologis yang dijelaskan Durkheim tersebut jadi penyebab.

Reporter: Fitra Datundugon